Mengambil hikmah dari sebuah agenda 5 tahunan. Peandangan untuk kita semua yang sedang belajar Istiqomah supaya mendapat ridho Allah.
Kita akan membahas sebuah video yang beredar dan memiliki deskripsi kurang lebih kenapa ulama yang mendukung prabowo menghina Jokowi sedang ulama yang mendukung Jokowi tidak menghina Prabowo? Yang diupload oleh pengguna sosial media dengan akun halaman facebooknya.
nalar saya mengatakan, baik yang membuat video ini dan yang mengamati video ini, masih kurang layak disebut mukmin. karena mukmin adalah orang yang taat menjalankan perintah Allah atau wara' dan orang yang wara' jauh hidupnya dari kemodernan, beda halnya jika mudhorot, seperti di jaman sekarang.
namun saya tidak akan berkomentar tentang mukmin (padahal enggeus) yang ingin saya sampaikan, adalah dimana keagungan Allah ditunjukkan bagi orang - orang yang berpikir (lihat alquran 85% hukum Allah akan diterapkan oleh orang - orang yang berpikir) dalam hal ini (pemilu2019) artinya berpikir bukan dengan nalar atau kehebatan si pemikirnya (manusia) tapi dengan kemukminannya yang seharusnya sudah melekat dalam dirinya.
Ulama pada pilpres terpecah menjadi dua bagian, bukan karena mereka ingin diberi jabatan atau yang lain sebagainya, tertulis jelas pada deskripsi video tersebut "kenapa ulama yang mendukung jokowi tidak ada yang menghina prabowo, dan kenapa ulama yang menghina jokowi adalah ulama yang mendukung prabowo?
bantu saya menjelaskan, jika ada yang salah harap di koreksi.
Ulama tingkatannya beda dengan sekelas saya dan teman teman yang masih suka maksiat. (saya tidak akan menyebut kita, khawatir anda adalah ulama yang lebih masyhur ilmunya dibanding saya) jika saya berpikir masih dengan nalar dan logika yang ada dalam diri, jarang sekali berpikir dan bertindak sesuai dengan petunjuk, Berbeda halnya dengan ulama, mereka memiliki jalur khusus untuk meminta petunjuk kepada Allah. sehingga kaki yang dilangkahkannya pun disertai ridho Allah. Tidak ada yang salah dengan ulama yang mendukung prabowo juga sebaliknya, namun perlu diketahui bahwa para ulama pun memiliki peran masing - masing sebagaimana Allah anugerahkan pada mereka. Ada Ulama yang tugasnya untuk membenahi "amar ma'ruf" ada juga ulama yang membenahi "nahi mungkar" untuk kedua istilah sebelumnya anda bisa googling apa arti amar ma'ruf dan nahi mungkar. Sampai pada tulisan ini seharusnya anda sudah mendapatkan jawaban, tentang kenapa mereka seolah - olah menjatuhkan ulama yang lain?
jika masih kurang jelas saya beri contoh yang lebih real:
Umar pedagang Golok, Zaid pedagang Gorengan, kedua dari mereka adalah pedagang, tapi kenapa mereka bedakan barang yang didagangkan?
Sudah dapat jawaban? Jika belum, ini saya jelaskan, Allah ciptakan manusia dan beri kelebihan bagi mereka yang mau mengabdi kepada Allah. Saikhuna Habih Riziq Sihab selaku salah satu pendukung paslon 02 adalah salah satu tokoh yang dianugerahkan kepada beliau sebuah kelebihan untuk menangani dan membenahi nahi munkar di Indonesia, karena tidak dapat dipungkiri dengan segala hal apapun ini bahwa Indonesia dan seluruh alam serta isinya adalah milik Allah. Sedang ulama yang berdiri dan mendukung paslon 01 juga merupakan guru kita bersama yang diberikan keapadanya kelebihan untuk mengurusi dan membenahi urusan amar ma'ruf. Lalu kenapa mereka tidak bersatu saja, biar lebih kuat Indonesia? Nah, disinilah waktunya kita gunakan akal sehat. Kenapa ulama seolah - olah terpecah menjadi dua bagian? Ini bukan perpecahan tapi ini adalah kebijakan dari Allah. Supaya siapapun mereka (paslon) yanga unggul dan dilantik jadi presiden, maka akan ada yang melindungi kaum mayoritash di Indonesia.
Yuk buka hatu buka mata, kejadian ini jangan disepelekan, bertauhidlah sebelum ajal menjemput.
Comments
Post a Comment