Pemilu 2019 Pilih Presiden dan wakil presiden, pilih caleg DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota dan DPD. Pernahkah ada yang berpikir apa yang akan terjadi setelah pemilu 2019 ini berakhir, akankah yang menang menyambangi yang kalah, dan akankah yang kalah bisa legowo, dan apa yang akan terjadi seandainya keduanya tetep bersikukuh untuk mendapatkan kemenangan? Apakah harus kita kembali ke jaman kerajaN sehingga mereka yang gagah bisa berkuasa dengan leluasa?
Setelah baca - baca tentang kubu 01 & 02 yang baru saya sadari ternyata sangat sengit perselisihan yang terjadi sebelum dan sesudah digelarnya pemilu. Dan nampaknya akan percuma kebijakan yang diambil oleh KPU. Kenapa percuma?
Kubu 01 Merasa menang dalam pilpres 2019 ini, apa alasan mereka merasa menang? Karena bukti menunjukkan dengan sangat jelas melalui rasa ketakutan yang dialami kubu 02. Melalui rasa takut yang disebarkan oleh kubu 02 lah mereka merasa unggul seketika karena rasa takut yang disebarkan sudah melampaui batas normal. Kenapa kubu 02 merasa takut? Karena paslon 02 pernah mengalami kegagalan di pilpres sebelumnya. Dan sekarang paslon 02 mencalonkan kembali dengan pendukung yang sangat banyak dan antusias.
Kubu 02 Merasa menang, kenapa merasa menang, merasa banyak yang mendukung utamanya dari para golongan ulama-ulama dan para habaib yang memiliki santri dan relawan yang jumlahnya sangat banyak, dengan demikian kubu 02 sangat yakin bahwa dengan kekuatan mayoritas mereka bisa merubah keadaan, karena kubu 02 merasa yakin, mereka mampu mengkoordinir masa yang sangat banyak itu.
Dalam hal ini sangat disayangkan, ada beberapa hal yang semestinya tidak dilakukan oleh kedua kubu, yaitu saling membenarkan diri, saling claim kemenangan, meskipun itu diniatkan untuk memacu semangat para militannya. Perlu diketahui, element paling bawah ada yang sama sekali tidak tahu menahu masalah parlementer jika seandainya yang didukung mereka menang dan terpilih sebagai presiden. Mereka seketika jadi ikut-ikutan terjun di lapangan dengan dalih "demokrasi" yang kemudian merasa dirinya sudah menjadi bagian dalam berpolitik. Padahal sejatinya demokrasi itu adalah kebebasan dalam mengeluarkan pendapat dan ekspresi namun dari hasil baca - baca, masih banyak yang menyalahgunakan "Demokrasi" dan parahnya dalam beberap situs berita menyebutkan nama - nama figure yang berbobot dimata manusia sebagai pelakunya.
Jadi kesimpulannya, langkah sebijak apapun dan senetral apapun yang ditempuh oleh KPU akan bernilai NULL. Karena kemungkinan siapapun yang kalah akan tidak mau menerima dengan legowo dan yang ada hanya keributan besar yang akan terjadi dan pastinya akan berdampak pada segala aspek. Mereka yang punya kepentingan telah berhasil membuat propokasi terhadap umat yang pengetahuannya masih minim dan saat berdalih mereka mengandalkan apa yang disampaikan oleh pembicara dari kubunya masing-masing, dan dasarnya hanya "kata si anu".
Comments
Post a Comment